Kaum lelaki kini tak lagi mendominasi dunia disk jockey (DJ). Seiring timbulnya selera masyarakat yang semakin plural, kiprah DJ perempuan mulai mencuat di tengah industri hiburan dunia gemerlap alias dugem. Kemampuan mengolah lagu yang mumpuni juga menjadi daya tarik lainnya.
Bandung tidak ketinggalan melahirkan DJ perempuan berbakat. Salah satunya, Pranya Poeri Paramita "Creme the Fresh" alias DJ Anya, yang kerap tampil di beberapa acara dalam dan luar negeri. Setelah belajar otodidak sejak dua tahun lalu, namanya kini dikenal hingga ke Belanda. Tahun lalu Anya tampil dalam acara I Love Asian di Rotterdam, Belanda.
"Bangga banget bisa tampil di Belanda. Ternyata karya saya diminati dan dihargai mereka," kata pemilik situs pribadi http://www.djanya.com ini.
Ada lagi Melody Garcia alias DJ Melody, resident DJ (DJ tetap) di Odeum Bandung. Ia juga berhasil memamerkan karya ke beberapa daerah di Indonesia dan luar negeri. Salah satunya, tampil dalam acara Super GT Malaysia.
"Tanggapan mereka sangat antusias. Hal itu membuat saya semakin mantap menekuni dunia ini," kata perempuan berdarah Filipina ini. Jalan hidup dan kesuksesan yang diambil Anya dan Melody tidak datang begitu saja. Berawal dari minat pada musik, sedikit demi sedikit mereka mulai mengenal dunia kerja seorang DJ. Perlahan, keduanya mulai pandai menggabungkan dua atau lebih musik dalam satu rangkaian baru.
Rasa ketertarikan itu membuat Anya mantap belajar secara otodidak sejak dua tahun lalu. Aliran yang ditekuninya, pop progresif dan house music.
"Awalnya, keluarga sempat kaget. Tapi, setelah tahu lebih dalam dan tidak ada hal negatif yang saya lakukan dalam dunia ini, sekarang mereka justru mendukung bakat dan pekerjaan ini," kata penggemar DJ Axwell, DJ Steve Angelo, dan DJ Deep Dish ini. Keputusan terbaik
Hal senada dikatakan Melody. Dengan beragam hal yang sudah dijalaninya tiga tahun terakhir, pemilik situs pribadi http://www.djmelodyhouse.com ini yakin kiprahnya sebagai DJ adalah sesuatu yang tepat. Menjadi DJ, ujarnya, sebagai salah satu keputusan terbaiknya.
"Lebih mudah menjalaninya karena sejak awal didasari rasa suka pada musik. Namun, menjadi lebih indah karena saya bisa menjalankan apa yang saya suka dengan baik," kata penyuka aliran garage, electro, dan house music ini.
Berbekal pengalaman beberapa tahun terakhir dan tanggapan positif masyarakat, keduanya mengatakan siap bersaing dengan DJ laki-laki. Mereka menegaskan, tidak ada perbedaan kemampuan antara DJ laki-laki dan perempuan. "Daya tarik DJ perempuan bukan sekadar cantik. Kemampuan kami mengolah lagu tidak kalah dengan DJ lelaki," kata Anya.
Public Relation Persatuan DJ Indonesia Aldo Sianturi berpendapat, potensi yang dimiliki DJ perempuan juga tidak kalah dengan DJ laki-laki. Banyak DJ perempuan mampu berkomunikasi dengan penikmatnya dan kreatif dalam menciptakan bentuk musik baru.
Namun, secara umum Aldo mengatakan, eksistensi mereka bisa dikatakan naik-turun. Ada yang bertahan terus menekuni dunia DJ, tetapi banyak juga yang mundur karena beragam alasan, seperti belum menyadari sepenuhnya pilihan menjadi seorang DJ.
Oleh karena itu, Aldo menyarankan, ke depan, DJ perempuan semakin rajin menceburkan diri dalam komunitas penikmat, selain juga komunitas DJ itu sendiri. Tujuannya, membangun rasa percaya diri dan mengukur kemampuan.
"Mereka juga harus berani masuk rekaman. Hal itu bisa melatih kemampuan diri sekaligus supaya semakin dikenal masyarakat," kata Aldo.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar